Oleh : Salihah Khairawati
Definisi Jual Beli adalah pertukaran harta dengan harta yang menimbulkan kepemilikan atas dasar saling
ridho.
Pertukaran dapat berupa barang dengan uang, barang dengan barang atau uang dengan uang.
Pertukaran akan menimbulkan perubahan atau peralihan kepemilikan. Tidak boleh ada syarat yang cacat
yang merusak akad.
Rukun Jual Beli
1. Al aqidani. Pihak yang berakad. Syaratnya : akil, baligh, mumayiz, muhtar.
2. Mahalul Aqad. Adanya obyek akad (ma’qud alaih). Syaratnya: suci, memiliki manfaat, dimiliki
penjual, dapat diserah terimakan, barangnya ma’lum, barang dipegang oleh penjual.
3. Sighat. Ada ijab qobul. Syaratnya : ada ucapan persetujuan, satu majlis, tidak terhenti/tertunda,
saling mendengar.
Kaidah Fiqh Jual Beli
Mahalul Aqad (obyek akada)
1. Barang-barang yang haram digunakan/konsumsi, maka diharamkan juga diperjual belikan.
Seperti khamar haram dikonsumsi, maka haram diperjualbelikan, kotoran ternak haram
dikonsumsi, maka haram diperjualbelikan.
2. Syarat Maqbudh : Barang-barang misliyyat wajib dipegang atau dimiliki dahulu sebelum dijual.
Sedangkan barang yang kimmiyat tidak harus qabdh (dipegang atau dimiliki dahulu) sebelum
dijual.
3. Barang Misliyyat ketika pada perjalanan pengiriman rusak, maka jadi tenggungjawab penjual.
4. Barang kimmiyat ketika perjalanan pengiriman rusak, menjadi tanggungjawab pembeli.
5. Hak Khiyar
Khiyar Majlis : Pembatalan oleh salah satu pihak ketika masih dalam satu majlis aqad dibolehkan
Khiyar Aib: Pembatalan karena ada cacat pada barang sebelum 3 hari, boleh tanpa kompensasi
harga.
Khiyar Syarat: Garansi, kesepakan antar 2 belah pihak jika ada cacat pada barang, maka dapat
dikembalikan atau diganti sebelum 3 hari.
Sighat Ijab Qobul
1. Sighat Quliyah : perkataan atas kerelaan (baik lisan atau tulisan)
2. Sighat Fi’liyah: Dengan perbuatan/ tindakan misal tulisan, kode atau isyarat, emoji.
3. Syarat Sighat : muwafiq, satu majlis aqad, tidak fishal (jeda atau selingan), terdengar